Cari Blog Ini

Sabtu, 28 Mei 2011

Pinjamkan Payung Lo

Terpikir kalimat seseorang: ”Saya menikmati perasaan untuk percaya diri, berbagi dan sabar. Tapi maaf saya tak bisa memuaskan semuanya”.

Pernah mengalami suatu waktu ketika kita merasa sangat berenergi dan ingin membahagiakan semuanya? Atau begitu dihantui kekhawatiran bahwasannya kita akan mengecewakan orang lain? Atau menjumpai kenyataan bahwa kita tak sehebat itu sehingga tak bisa memenuhi semua mimpi orang yang begitu kita cintai? Atau menduga-duga apa sih yang sedang dipikirkan oleh orang yang sedang duduk sebangku dengan kita? (salah satu jawaban: mungkin orang itu berpikir, kitalah yang barusan kentut, hehe)

Menurut gue hal ini sangatlah wajar. Wajar kalau kita banyak berspekulasi tentang apa yang ada di hati orang lain karena ilmu membaca hati memang belum diajarkan secara resmi di kurikulum pendidikan dasar kita, ya toh? Kata pepatah, dalamnya laut bisa diukur, kalau hati dan wilayah sekitarnya... bahaya, jangan diukur! :p

Sebaik-baiknya orang adalah yang paling bermanfaat bagi lingkungannya. Weit, bukan berarti kita bisa dimanfaatkan seenaknya, terus bukan juga kita harus jadi pembantu gitu gan! Mangsude nyong, kita kan udah dikasih banyak anugerah indah yang tak terelakkan, ya mbok disyukuri dengan cara menjadi anugerah terindah pula untuk orang-orang yang berada jauh maupun di sekitar kita. Bukan malah jadi momok yang membuat orang males ketemu sama kita (kalo males nyium bau ketek kita sih, normal..)

Memang sangat indah perasaan menjadi berguna bagi sesama. Pengalaman yang tak bisa ditukar dengan sebungkus lontong sayur ataupun tahu goreng dan donat bertabur coklat yang dijual mbak-mbak berbedak tebal saat pagi hari, meskipun kondisi perut sangat menuntut untuk di-sarapan-kan. Beruntunglah orang-orang yang bisa seperti payung yang melindungi orang lain dari hujan yang airnya menembus dan membasahi kemeja, sehingga baju dalam yang berwarna menjadi tak terketahui oleh yang tak berhak :p. Bahagialah hati orang yang dapat menjadi pelangi bagi sahabatnya yang sedang dihujami gerimis pada serpihan hidupnya dan membutuhkan gebyuran bercangkir-cangkir inspirasi (perasaan kata ’yang’ banyak buanget pada paragraf ini!)

Makin banyak hal baik yang bisa kita tumbuh kembangkan, semakin bernilailah hidup kita. Tapi karena Tuhan kita itu keren, maka selalu ada pilihan lain dalam hidup: Seandainya tak mampu membahagiakan semua orang, bahagiakan diri Lo, dan pilih satu orang untuk Lo bahagiakan selamanya. Pinjamkan payung Lo, dan nikmati pelangi sehabis gerimis yang mereda diantara wangi khas tanah basah bersamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar